Copyright By www.dangerousdiseaseelephantiasis.blogspot.com. Powered by Blogger.

Popular Posts Today

Showing posts with label Informasi. Show all posts
Showing posts with label Informasi. Show all posts

Langkah Sebelum Menentukan Pernikahan

Written By Luthfie fadhillah on Tuesday, March 27, 2012 | 12:59 AM

Langkah Sebelum Menentukan Pernikahan Menikah satu kali untuk seumur hidup menjadi harapan setiap orang. Tapi apakah ia pasangan yang ideal untuk berbagi? Setiap pertanyaan yang muncul selalu membuat kita bimbang untuk memasuki dunia baru ini.

Bagi kaum pria memasuki dunia pernikahan berati kebebasan mereka akan terenggut. sedangkan bagi kaum wanita, trauma diduakan sering menjadi pemicu keraguan untuk melangkah ke pernikahan.

Lalu, adakah alasan lain yang menyebabkan seseorang takut menikah? Untuk mengetahui lebih dalam, liat dibawah ini beberapa alasan mengapa seseorang takut menikah, seperti yang dilansir Boldsky.

1. Terenggutnya rasa kebebasan
Jika kebebasan yang penting bagi Anda, hindarilah pernikahan. Hai ini akan membuat Anda terkontrol oleh pasangan. Apapun yang Anda lakukan, Anda harus dapat bertanggung jawab pada pasangan. Kebebasan berkumpul dengan teman dan ruang lingkup pun akan menjadi terbatas. Pemicu inilah yang menjadikan seseorang lari dari pernikahan.

2. Tidak ada  flirting
Setelah menikah, tentunya Anda akan kehilangan kebebasan untuk melirik lawan jenis yang mempesona. Yang terburuk adalah Anda tidak dapat menggoda atau berkenalan dan memulai rasa crush. Komitmen 100% terhadap pasangan sering terlupakan, 2-3 pria sering melupakannya, dan hal ini menjadikan pasangan mereka lebih posesif.

3. Berbagi kehidupan
Usai pernikahan, Anda harus percaya pada konsep berbagi. Tidak hanya berbagi diri secara fisik saja, tetapi juga berbagi tempat tidur, kamar mandi dan yang sering terjadi masalah yaitu berbagi keuangan. Sering kali kita masih memiliki rasa ketakutan untuk berbagi uang dengan alasan bagian si dia lebih besar dari milik Anda.

4. Tak dapat berteman dengan lawan jenis
Sebelum menikah, mungkin Anda memiliki sahabat dekat lawan jenis. Tetapi setelah mengikat simpul pernikahan semuanya menjadi dipertanyakan. Pada awalnya pasangan Anda mungkin akan menerima, tapi 2-3 bulan ke depan mungkin dia akan bereaksi. Hal ini terjadi karena pasangan Anda merasa memiliki saingan.

5. Berat badan bertambah
Banyak pria dan wanita yang mengalami perubahan bentuk tubuh setelah pernikahan. Tak jarang banyak orang yang merasa pesonanya menghilang, hal ini sering sekali dirasakan oleh kaum wanita terutama pada saat mereka telah melahirkan.

Lima alasan di atas sering sekali menjadi alasan utama seseorang untuk lari dari dunia pernikahan. Jika Anda benar tidak ingin memasuki dunia, siapkanlah alasan yang tepat untuk pasangan Anda nantinya Langkah Sebelum Menentukan Pernikahan
12:59 AM | 0 komentar | Read More

Aktivitas Membuat Otak Tetap Pandai

Written By Luthfie fadhillah on Tuesday, March 6, 2012 | 3:46 AM

Aktivitas Membuat Otak Tetap Pandai Sebuah riset terbaru yang melibatkan hampir 7.000 pegawai negeri sipil Inggris mengungkapkan bahwa fungsi otak manusia akan menurun setelah memasuki usia 45 tahun. Temuan ini sekaligus membantah riset sebelumnya yang menyebutkan bahwa fungsi otak menurun pada usia 60 tahun.

Dr Michael Merzenich, profesor emeritus dari University of California, San Francisco Amerika Serikat, mengatakan, penurunan fungsi otak pada perempuan cenderung lebih lambat ketimbang pria karena perbedaan hormonal. Tapi apabila wanita telah melalui masa menopause, penurunan kognitifnya lamban laun akan setara dengan laki-laki memasuki usia 65 tahun, kata Merzenich.

Merzenich, yang juga CEO Scientific Learning Corporation dan Posit Science, telah mempelajari plastisitas otak selama bertahun-tahun. Perusahaannya telah mengembangkan program perangkat lunak untuk menguji dan memperkuat otak - semacam alat untuk "olahraga otak" dan dia menyamakan dengan latihan untuk tubuh. Plastisitas otak (neuroplasticity) adalah kemampuan otak melakukan reorganisasi dalam bentuk adanya interkoneksi baru pada saraf

"Anda benar-benar dapat melatih otak secara sistematis untuk menyempurnakan dan memperkuat kemampuannya dengan bentuk latihan intensif," katanya.

Merzenich mengatakan bahwa ada cara yang lebih sederhana untuk membantu meningkatkan fungsi otak, termasuk daya ingat, pengolahan, dan persepsi melalui kegiatan sehari-hari berikut ini:

1. Membaca

Selain memperluas wawasan dan informasi, membaca juga dapat membantu meningkatkan fungsi otak. Riset 2009 yang dilakukan para ahli di Mayo Clinic menunjukkan bahwa membaca memberikan pengaruh positif khususnya pada orang dewasa setengah baya dan lebih tua. Membaca buku dan kegiatan kognitif lainnya dapat menurunkan risiko gangguan kognitif ringan (MCI), yang berhubungan dengan penyakit Alzheimer.

2. Berjalan dan melihat sekitar

Mengasah fungsi otak bisa dilakukan dengan cara yang sederhana, misalnya berjalan. Cobalah berjalan di sekitar lingkungan rumah Anda dan rekam semua yang Anda lihat. Setelah sampai di rumah, rekonstruksikan kembali secara rinci rute perjalanan dan segala macam hal yang Anda lihat. 

"Ini adalah bentuk latihan mental yang sangat penting karena membuat mesin otak kita tetap hidup," kata Merzenich

3. Belajar sesuatu yang baru

Melakukan sebuah aktivitas yang baru dan belum pernah Anda lakukan sebelumnya terutama yang merangsang kerja otak patut Anda coba. Bermain catur atau mengisi TTS (teka teki silang) adalah salah satu bentuk permainan yang cukup menantang fungsi kognitif Anda. "Otak adalah mesin belajar dan pada dasarnya perlu belajar baru," katanya.

4. Ikut kegiatan sosial

Ikut terlibat dalam setiap kegiatan sosial sehari-hari sangat penting tidak hanya untuk menjauhkan Anda dari rasa kesepian tetapi juga untuk melatih bagian terpenting dari otak yang didedikasikan untuk kognisi sosial.

"Terlibat dalam sebuah kegiatan sosial sangat bernilai. Cara ini terbukti baik untuk kesehatan otak Anda," katanya.
3:46 AM | 0 komentar | Read More

Solusi Pemberian Obat harus Disempurnakan

Written By Luthfie fadhillah on Monday, February 27, 2012 | 3:18 AM

 Departemen kesehatan tidak akan menghentikan pemberian obat pencegahan filariasis atau kaki gajah. Namun Departemen Kesehatan akan menyempurnakan metode pemberian obatnya.

Demikian dikatakan Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih seusai membuka Konferensi Nasional Promosi Kesehatan Ke-5 di Bandung, Jawa Barat, Minggu (22/11) malam.

Endang mengatakan, berdasarkan hasil investigasi Komite Ahli Pengobatan Filariasis Indonesia (KAPFI) dan Departemen Kesehatan, pengobatan massal yang dilakukan di Kabupaten Bandung tidak menyalahi aturan. Obat sudah diperiksa di laboratorium dan hasilnya tidak kedaluwarsa atau tercemar.  Adapun obat yang diberikan adalah ethylcarbamazine citrate (DEC), albendazol (obat cacing) dan parasetamol (obat penurun panas).

Sebelumnya penerima obat pencegahan filariasis di Kabupaten Bandung dirawat dan meninggal dunia setelah mendapatkan pengobatan massal, 10 November lalu.  Namun, Departemen Kesehatan membantah penyebab sakit dan meninggal akibat langsung pemberian obat pencegahan filariasis.

KAPFI juga menyatakan, kematian delapan warga Bandung bukan karena minum obat filariasis.  Dari delapan kasus kematian, tiga orang meninggal ternyata tidak mingum obat filariasis yang dibagikan saat pengobatan massal.  Adapun lima kematian terjadi karena penyakit yang telah diderita sebelumnya.

Untuk langkah ke depan, Endang mengatakan akan menyusun langkah lanjutan bersama tim yang terdiri atas pakar filariasis.  Salah satunya adalah mempertajam metode pengobatan, seperti  memberikan pertanyaan awal tentang kondisi kesehatan kepada warga sebelum melakukan pemberian obat.

"Akan sulit apabila dilakukan pemeriksaan kesehatan satu per satu," kata Endang.

Penyakit filariasis merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria (Brugia malayi, Brugia timori, dan Wucheria brancofti). Perantara penularannya adalah semua jenis nyamuk.

Hambat eliminasi
Secara terpisah, Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Departemen Kesehatan Rita Kusriati mengatakan, penghentian pengobatan massal dikhawatirkan akan menghambat eliminasi penyakit kaki gajah.  Oleh karena itu, pemerintah akan melanjutkan pengobatan massal, tetapi pelaksanaannya dievaluasi.

Menurut Rita, di Indonesia penanganan filariasis dengan model pengobatan massal berjalan sejak tahun 2002 yang pencanangan untuk pertamakalinya di lima kota kabupaten/kotamadya.  Di Indonesia ada 316 kabupaten/kota yang telah terpetakan secara epidemologis sebagai daerah endemik filariasis sampai tahun 2008.

Penghentian pengobatan massal, menurut Rita, akan berkonsentrasi besar karena dengan rata-rata prevalensi nasional filariasis 19 persen dan jumlah penduduk sekitar 220 juta, ada sekitar 40 juta penduduk akan terkena filariasis.
3:18 AM | 0 komentar | Read More

Riset Kurang Mendukung

Penanggulangan sejumlah penyakit tropis seperti malaria, filariasis atau kaki gajah, dan kusta atau lepra tidak berjalan secara efektif. Kondisi ini terjadi lantaran penanganan penyakit tropis tidak didukung pengembangan riset yang memadai serta terintegrasi antarlembaga.

Peneliti dari Tropical Disease Diagnostic Center (TDDC) Universitas Airlangga Surabaya, drh CA Nidom menyatakan, penyakit tropis jadi faktor dominan dalam percaturan penyakit-penyakit di dunia. Apalagi kini tidak ada lagi batas wilayah, sehingga orang-orang dari negara sub tropis pun bisa terkena penyakit yang banyak ditemukan di negara tropis karena perpindahan penduduk.

Penyakit tropis seperti malaria, kusta dan filariasis atau kaki gajah di Indonesia jumlah penderitanya semakin meningkat dalam lima tahun terakhir. Selain itu, penyebarannya pun hampir menjangkau seluruh wilayah Tanah Air. (Kompas, 11/8)

Endemis beragam penyakit

Sebagai negara tropis, Indonesia merupakan wilayah endemis beragam penyakit tropis. ”Indonesia seharusnya lebih pintar dalam penanganan penyakit tropis. Sayangnya, pengembangan riset penyakit tropis masih belum mendapat porsi memadai,” kata Nidom.

Padahal, aspek riset penting dalam pengendalian penyakit antara lain, mengetahui variabilitas virus, dampak pemakaian insektisida terhadap kekebalan nyamuk pembawa penyakit seperti malaria. Perubahan biologi dari nyamuk bisa menjadi rangsangan terjadinya mutasi kuman atau virus sehingga lebih ganas dan resisten terhadap obat.

” Tanpa studi epidemiologi, penanganan masalah penyakit tropis di suatu daerah ibarat menembak dalam gelap. Kita tidak mengetahui efektivitas pengobatan, sejauh mana mutasi virus, sehingga pemberantasan penyakit akan sulit dilakukan hingga tuntas,” ujarnya menegaskan.

Peneliti senior dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Herawati Sudoyo, Senin (11/8), di Jakarta, menjelaskan, lemahnya kegiatan riset mengakibatkan mayoritas penyakit tropis sulit diatasi termasuk malaria dan demam berdarah dengue (DBD). Masalah yang dihadapi adalah terjadinya mutasi virus dan meningkatnya resistensi kuman penyakit terhadap beberapa jenis obat.

Penelitian juga diperlukan untuk menguji sejauh mana efektivitas suatu obat yang akan digunakan di Indonesia. Selama ini penggunaan obat dari luar negeri hanya ”dikopi” dan diterapkan di Indonesia tanpa lebih dulu dilakukan riset ilmiah mengenai efektivitas obat itu dan efek sampingnya.

Belum aplikatif

Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Sistem Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Menristek Prof Amin Soebandrio menilai, kemajuan riset bidang penyakit tropis di Indonesia sudah cukup pesat. Saat ini ada sejumlah lembaga penelitian yang memfokuskan diri pada riset penyakit tropis di Jakarta maupun di lembaga perguruan tinggi di sejumlah kota di Tanah Air.

Sejumlah riset yang dilakukan sudah sampai pada tingkat seluler dan molekuler yang nantinya diterapkan ke tingkat aplikasi klinis yaitu pengembangan deteksi virus dan bakteri, serta pembuatan vaksin. ”Tetapi memang hasil penelitian yang ada belum aplikatif, masih perlu diuji pada hewan coba, baru kemudian diuji klinis pada manusia dengan skala luas,” ujarnya.

Lembaga Eijkman sendiri secara aktif mempelajari sejumlah penyakit tropis seperti malaria, demam berdarah dengue dan hepatitis. Sebagian riset itu berkolaborasi dengan lembaga riset asing seperti Universitas Oxford. ”Kegiatan riset dilakukan di Indonesia, dan dipublikasikan secara internasional atas nama staf dari Lembaga Eijkman. Jadi, kedudukan kami sejajar,” ujarnya.

Hasil riset yang dilakukan antara lain berhasil menemukan dasar molekul resistensi kuman terhadap obat, mutasi gen pada plasmodium valsivarum dan hubungannya dengan resistensi parasit itu terhadap obat anti malaria di sejumlah daerah endemis seperti Papua.

Dana minim

Sejauh ini, Nidom menilai dukungan pemerintah masih sangat minim terhadap pengembangan riset penyakit tropis baik dari segi pendanaan maupun fasilitas riset. Di TDDC Unair, misalnya, mayoritas dana operasional penelitian penyakit tropis diperoleh dari kerja sama dengan lembaga penelitian asing di antaranya Universitas Kobe Jepang.

Amin Soebandrio mengakui, dukungan pemerintah dalam pendanaan riset masih minim. Saat ini Kementerian Ristek mengalokasikan anggaran tahun 2008 sebesar Rp 110 miliar untuk enam bidang penelitian, termasuk kesehatan. Idealnya, tiap bidang mendapat anggaran sekitar Rp 100 miliar. Padahal, untuk mengembangkan suatu prototipe vaksin satu jenis penyakit, misalnya, butuh dana berkisar Rp 50 miliar hingga Rp 100 miliar.

Hambatan lain adalah, aktivitas penelitian penyakit tropis berjalan sendiri-sendiri tanpa ada jejaring yang kuat. Hal ini menyebabkan daya jangkau penelitian rendah, dana penelitian yang diperoleh terbatas, aktivitas penelitian yang dikerjakan juga kadang tumpang tindih.
3:16 AM | 0 komentar | Read More
Techie Blogger Techie Blogger